Miris! Lima Siswa dan Lima Santri di Pasuruan Direhabilitasi karena Narkoba Selama Semester Pertama 2025
Pasuruan – Ancaman penyalahgunaan narkoba terus menghantui generasi muda, bahkan hingga ke lingkungan pendidikan yang semestinya menjadi tempat aman dan bebas dari zat adiktif. Selama semester pertama tahun 2025, Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Pasuruan mencatat bahwa lima siswa dan lima santri telah menjalani proses rehabilitasi akibat keterlibatan mereka dalam penyalahgunaan narkotika.
Angka ini cukup mengkhawatirkan, mengingat kalangan pelajar dan santri termasuk kelompok yang seharusnya mendapatkan perlindungan dan pembinaan karakter secara intensif, baik dari sisi keluarga maupun institusi pendidikan.
Rehabilitasi Sebagai Langkah Pemulihan, Bukan Hukuman
Kepala BNNK Pasuruan menjelaskan bahwa para siswa dan santri tersebut menjalani rehabilitasi sebagai bentuk pemulihan dan pendampingan agar mereka bisa kembali menjalani kehidupan normal, bebas dari pengaruh zat terlarang.
“Kami tekankan bahwa rehabilitasi bukanlah hukuman, tapi proses penyelamatan. Mereka yang direhabilitasi mendapat pendampingan psikologis, konseling, hingga pelatihan keterampilan,” jelasnya.
Program rehabilitasi dilakukan melalui pendekatan medis dan sosial, dengan melibatkan tenaga profesional, keluarga, serta dukungan dari sekolah dan pondok pesantren masing-masing.
Narkoba Masuk Lingkungan Pelajar dan Santri, Bagaimana Bisa?
Fenomena ini menunjukkan bahwa penyebaran narkoba kini tak lagi mengenal batas – bisa menyusup ke sekolah, pesantren, bahkan komunitas yang dikenal religius. BNNK menyebut beberapa faktor penyebab antara lain:
-
Lingkungan pergaulan yang salah
-
Rasa ingin tahu yang tinggi tanpa dibarengi pengetahuan risiko
-
Tekanan mental dan stres akademik
-
Kurangnya pengawasan dan komunikasi dari orang tua
Bahkan beberapa kasus menunjukkan bahwa narkoba jenis baru atau zat psikotropika dalam bentuk cairan rokok elektrik (vape), permen, hingga minuman energi, kerap digunakan sebagai pintu masuk.

Baca juga: Lahan Dekat Permukiman di Kota Pasuruan Berkobar, Picu Kepanikan Warga
Pentingnya Pencegahan dan Edukasi Sejak Dini
Untuk menanggulangi peredaran narkoba di kalangan pelajar, BNNK Pasuruan terus menggencarkan program penyuluhan, sosialisasi, dan tes urin di sekolah serta pesantren. Edukasi juga dilakukan dengan pendekatan persuasif agar siswa dan santri memiliki daya tolak terhadap godaan narkoba.
Selain itu, sinergi antara pihak sekolah, orang tua, tokoh agama, dan aparat penegak hukum juga sangat dibutuhkan agar pencegahan bisa dilakukan secara komprehensif.
“Kami ajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih waspada. Jangan anggap remeh, karena narkoba bisa masuk dari celah paling kecil sekalipun,” tegas pihak BNNK.
Pemulihan dan Masa Depan Mereka Masih Bisa Diselamatkan
Meski sempat terjerumus, para siswa dan santri yang direhabilitasi masih memiliki kesempatan kedua untuk bangkit. BNNK bersama sekolah dan keluarga berupaya memulihkan mental dan motivasi mereka agar tidak kembali terjerat.
Beberapa dari mereka bahkan kini menjadi duta anti-narkoba yang memberikan testimoni kepada teman sebayanya, agar tidak mengalami kesalahan yang sama.
Dengan adanya lima siswa dan lima santri yang harus menjalani rehabilitasi selama satu semester terakhir, menjadi alarm keras bahwa perang terhadap narkoba harus dimulai dari rumah, sekolah, dan lingkungan keagamaan.
Mari jaga generasi muda dari ancaman narkoba – edukasi, peduli, dan awasi sebelum terlambat.