Diguyur Hujan Lebat 2 Jam, Pasuruan Dilanda Longsor, Puting Beliung, dan Banjir
Pasuruan– Kesibukan siang di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, tiba-tiba berubah menjadi mencekam saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut tanpa henti selama lebih dari dua jam, mulai pukul 12.00 WIB. Bukannya membawa kesejukan, curah hujan yang luar biasa ini justru memicu serangkaian bencana alam yang meresahkan warga, mulai dari tanah longsor, angin kencang, hingga banjir yang menggenangi permukiman.

Baca Juga : Harga Komoditas Strategis Di Pasuruan Terkendali
Tembok Penahan Ambles, Jalan Dusun Terputus Akibat Longsor
Di Desa Gerbo, Kecamatan Purwodadi, amukan alam terlihat jelas. Sebuah tembok dan pagar penahan tanah milik warga tidak kuasa menahan beban dan gempuran air, sehingga ambrol dan longsor. Material tanah dan reruntuhan batu tersebut menutupi akses jalan dusun, memutus penghubung bagi sejumlah warga.
Sugeng Hariadi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, mengonfirmasi kejadian ini. “Panjang tembok yang ambrol mencapai 35 meter dengan ketinggian sekitar 2 meter. Materialnya benar-benar menutup jalan. Syukurnya, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini,” jelas Sugeng, memberikan kabar yang sedikit melegakan di tengah musibah.
Atap Rumah Terbang Diterjang Puting Beliung di Kejayan
Sementara itu, di wilayah Kecamatan Kejayan, hujan deras diiringi dengan angin kencang yang menerbangkan atap rumah seorang warga. Rumah milik warga Dusun Asem Jajar, Desa Randugong tersebut mengalami kerusakan parah pada bagian atapnya, meninggalkan kerugian material yang tidak sedikit bagi pemiliknya. Kejadian ini menunjukkan betapa besarnya kekuatan angin yang menyertai hujan lebat tersebut.
Banjir Rendam Kraton dan Kejayan, Ketinggian Air Capai 30 cm
Tidak hanya itu, dua kecamatan lainnya, yaitu Kraton dan Kejayan, harus berhadapan dengan genangan banjir. Penyebabnya adalah meluapnya air dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Welang yang tidak mampu lagi menampung volume air hujan yang begitu besar.
“Berdasarkan data sementara yang berhasil dihimpun tim lapangan kami, tinggi genangan banjir bervariasi, mulai dari 10 centimeter hingga 30 centimeter,” terang Sugeng Hariadi. Ia menambahkan bahwa informasi ini akan terus diperbarui secara berkala menyesuaikan dengan dinamika kondisi di lapangan.
BPBD Turun Tangan, Warga Diimbau Tetap Waspada
Menghadapi situasi darurat ini, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Pasuruan telah langsung diterjunkan ke lokasi-lokasi terdampak. Mereka melakukan assesmen cepat untuk memetakan kebutuhan mendesak para korban serta berkoordinasi intensif dengan perangkat desa setempat untuk menyalurkan bantuan dan mengevakuasi warga jika diperlukan.
Mengingat prakiraan cuaca masih menunjukkan potensi hujan lebat dalam beberapa hari ke depan, BPBD juga mengeluarkan imbauan resmi kepada seluruh masyarakat. Masyarakat diharapkan untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. “Kami mendorong warga untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru, waspada terhadap potensi banjir susulan atau tanah longsor, terutama yang tinggal di daerah lereng atau dekat bantaran sungai. Keselamatan keluarga adalah yang utama,” pungkas Sugeng.
Serangkaian bencana ini menjadi pengingat akan betapa rentannya wilayah tersebut terhadap dampak cuaca ekstrem, sekaligus menegaskan pentingnya mitigasi bencana dan kewaspadaan kolektif dari seluruh elemen masyarakat.
Di sisi lain, koordinasi dengan perangkat desa berjalan intensif
Kesibukan Kepala Desa Randugong, misalnya, segera mengerahkan warganya untuk membersihkan material atap rumah yang rusak akibat angin puting beliung. Selanjutnya, para pemuda karang taruna secara sukarela turun ke jalan untuk membersihkan lumpur dan material longsoran yang menutupi akses transportasi warga.
Bahkan, masyarakat yang rumahnya tidak terdampak pun turun tangan. Mereka dengan sigap menyediakan makanan dan minuman hangat bagi para relawan dan tetangganya yang sedang bekerja keras. Suasana ini jelas menunjukkan bahwa solidaritas sosial di tengah musibah tetap sangat kuat.
Selain itu, BPBD terus memantau perkembangan terkini. Mereka memasang rambu-rambu peringatan di titik rawan longsor dan banjir. Sebagai contoh, di sepanjang DAS Welang yang meluap, petugas memasang tali dan pembatas untuk mencegah warga beraktivitas di dekat tepian sungai yang masih labil.
Oleh karena itu, Kesibukan BPBD kembali menegaskan imbauannya. “Masyarakat harus tetap siaga. Terlebih lagi, Badan Meteorologi memprediksi potensi hujan lebat masih akan berlanjut beberapa hari ke depan,” tegas Sugeng Hariadi. Ia menambahkan, warga di bantaran sungai dan lereng bukit harus siap-siap untuk mengungsi jika kondisi darurat benar-benar terjadi.
Dengan demikian, langkah antisipasi dan kesiapan menjadi kunci utama menghadapi kemungkinan terburuk. Kerjasama yang erat antara pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat meminimalisir dampak dan mempercepat proses pemulihan.




