Tragis! Keluarga Korban KA Dhoho di Pasuruan: Ibu Tewas di Tempat, Balita 2 Tahun Bergulat Nasib
Pasuruan– Sebuah peristiwa kecelakaan maut kembali memilukan hati di Kabupaten Pasuruan. Nasib nahas menimpa sebuah keluarga yang tengah berkendara motor, setelah kendaraan mereka tertabrak Kereta Api Dhoho di sebuah perlintasan yang tak memiliki palang pintu. Insiden berdarah ini merenggut nyawa seorang ibu dan meninggalkan seorang balita dalam kondisi kritis.

Baca Juga : Menyasar Generasi Muda, Polisi Pasuruan Gencer Penyuluhan Di Sekolah
Tragedi ini terjadi di Dusun Krajan, Desa Oro-oro Ombo Wetan, Kecamatan Rembang, Pasuruan, Lokasinya yang merupakan perlintasan sebidang tanpa palang pintu telah lama menjadi titik rawan yang mengancam jiwa.
Kronologi Pilu: Peringatan yang Tak Diindahkan
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian dan saksi di lokasi, kecelakaan ini bermula saat Isrofie Yusuf (35) mengendarai sepeda motor Honda BeAT bernopol W 5902 SL. Di belakangnya, turut diboncengkan dua penumpang, yaitu Sri Handayani G Dewi (52) dan seorang balita perempuan berusia 2 tahun, AAP. Keluarga ini melaju dari arah barat menuju timur.
Namun, takdir berkata lain. Saat mereka mendekati rel kereta, Kereta Api Dhoho yang melaju dari Kota Malang menuju Surabaya juga sedang mendekat. Yang membuat hati miris, seorang sukarelawan penjaga perlintasan yang berada di tempat itu telah memberikan isyarat tangan dan teriakan peringatan agar keluarga pada motor tersebut berhenti.
“Menurut keterangan saksi, sukarelawan penjaga perlintasan sudah memberikan isyarat kepada pengguna jalan untuk berhenti. Akan tetapi, korban tetap melaju sehingga kecelakaan tidak bisa dihindarkan,” ujar Kasi Humas Polres Pasuruan, Iptu Joko Suseno, saat dikonfirmasi.
Dalam sekejap, benturan hebat pun terjadi. Motor yang ditumpangi keluarga itu terseret dan terlempar oleh hantaman KA Dhoho. Suara gemuruh benturan dan jeritan panik memecah kesunyian siang itu.
Korban Jiwa dan Duka yang Tertinggal
Dampak dari tabrakan tersebut sungguh tragis. Isrofie Yusuf, sang pengendara motor, harus meregang nyawa di tempat kejadian. Sementara kedua penumpangnya dilarikan dengan kondisi yang mengenaskan.
Sri Handayani G Dewi mengalami luka-luka berat dan segera mendapat perawatan intensif. Namun, yang paling menyentuh hati adalah kondisi AAP, balita dua tahun yang kini harus bergulat antara hidup dan mati di ruang ICU. Korban yang masih sangat belia itu dilaporkan mengalami luka berat dan dalam kondisi kritis.
“Pengendara dan penumpang motor merupakan satu keluarga,” tegas Iptu Joko Suseno, mengonfirmasi bahwa musibah ini menghancurkan sebuah keluarga inti dalam sekejap.
Pilang Penderitaan di Titik Rawan
Insiden ini kembali menyoroti betapa berbahayanya perlintasan kereta api tanpa palang pintu. Titik di Dusun Krajan ini bukanlah yang pertama kali memakan korban. Warga setempat seringkali mengandalkan kewaspadaan individu dan bantuan sukarelawan untuk menyeberang dengan aman.
Kejadian ini menjadi pengingat pahit bagi seluruh pengguna jalan untuk selalu waspada dan mematuhi setiap isyarat yang diberikan, terlebih di area rel kereta api. Keselamatan jiwa harus menjadi prioritas utama di atas segala ketergesaan.
Pihak kepolisian Resor Pasuruan masih terus mendalami penyebab pasti kecelakaan ini. Sementara itu, duka mendalam menyelimuti keluarga korban dan warga sekitar, menunggu dengan harap-harap cemas perkembangan kondisi balita AAP yang masih berjuang untuk hidup.




