Derita Pedagang Sayur Pasar Gempol Pasuruan: Tarikan Biaya Harian yang Menggerogoti Penghasilan
Pasuruan, Jawa Timur – Setiap pagi, sebelum fajar menyingsing, para pedagang sayur di Pasar Gempol Pasuruan sudah berjibaku menyiapkan dagangan. Namun, di balik kesibukan mereka, ada beban berat yang terus menggerogoti penghasilan: biaya harian yang harus dibayarkan kepada berbagai pihak.
Rincian Biaya yang Membuat Pedagang Mengeluh
✔ Retribusi Pasar: Rp10.000–Rp20.000 per hari, tergantung ukuran lapak
✔ Iuran Keamanan: Rp5.000 per hari untuk jaga malam
✔ Biaya Kebersihan: Rp3.000 per hari
✔ “Uang Rokok” Preman: Rp2.000–Rp5.000 (meski tidak resmi)
Dampak pada Penghasilan Pedagang
-
Pengeluaran Harian: Rp20.000–Rp30.000 sebelum berdagang
-
Penghasilan Bersih: Hanya Rp50.000–Rp100.000 per hari
-
Sulit Menabung: Sebagian besar keuntungan habis untuk biaya operasional

Baca juga: PAD dari Sampah di Kota Pasuruan Tercapai Rp 950 Juta
Kisah Pilu Pedagang Kecil Pasar Gempol
Ibu Siti (52), pedagang kangkung dan bayam:
*”Kalau hari sepi, uangnya malah habis untuk bayar retribusi. Kadang pulang cuma bawa Rp30.000 untuk makan anak-anak.”*
Respons Pemerintah Daerah untuk Pasar Gempol
Kepala Dinas Perdagangan Pasuruan, Ahm ad Fauzi, menyatakan:
“Kami sedang evaluasi besaran retribusi. Tapi pemda juga butuh pendapatan untuk perawatan pasar.”
Dukungan Komunitas untuk Pedagang
Beberapa organisasi masyarakat mulai tergerak membantu para pedagang. Komunitas “Pasuruan Peduli” menggalang dana untuk memberikan bantuan modal usaha tanpa bunga. “Kami sudah membantu 15 pedagang dengan pinjaman Rp500.000-Rp1 juta per orang,” ujar Ketua Komunitas, Budi Santoso. Selain itu, mereka juga memberikan pelatihan manajemen keuangan sederhana agar pedagang bisa lebih efisien mengatur pemasukan dan pengeluaran.
Inisiatif Pedagang untuk Bertahan
Beberapa pedagang mulai mencari cara kreatif untuk meningkatkan pendapatan. Ada yang membuka layanan pesan-antar sayur ke rumah-rumah, ada pula yang membuat paket sayuran siap masak dengan harga terjangkau. “Saya sekarang juga jual bumbu dasar kemasan kecil, lumayan nambah penghasilan Rp20.000 sehari,” kata Pak Joko, pedagang yang sudah 10 tahun berjualan di Pasar Gempol.
Harapan untuk Masa Depan
Para pedagang berharap pemerintah bisa memberikan solusi nyata, bukan sekadar janji. “Kami butuh kebijakan yang benar-benar meringankan, seperti keringanan retribusi di hari sepi atau bantuan modal usaha,” harap Ibu Siti. Mereka juga berharap ada pembenahan fasilitas pasar yang lebih layak, termasuk sanitasi dan tempat penyimpanan sayur yang lebih baik, agar produk mereka bisa bertahan lebih lama dan mengurangi kerugian.
Solusi yang Diusulkan
-
Subsidi Retribusi untuk pedagang mikro
-
Transparansi Penggunaan Dana dari iuran
-
Penertiban Preman oleh satpol PP